Selasa, 03 Agustus 2010

PAWON SIMBOK

Wes...paklik,lantainya jangan diplester...biar,asli tanah saja....,rapikan saja tempat cuci piringnya,paklik Dermo mengiyakan perintahku.

Ah,leganya aku....kupandangi ruangan5x8 meter,pawon simbokku....sudah kurenovasi sesuai aslinya.Simbok tidak mau pawonnya dirubah sedikitpun,kayunya kuganti dengan jati agar lebih kuat,dinding 'gebyok dari bambu kupesan dengan finishing anti rayap,langit-langit tanpa plafon,utuh genteng terlihat...lantainya kubiarkan tanah keras khas dapur pedesaan.

Hanya tempat cuci piring dekat pintu belakang,disemen rapi dengan kran air dari kuningan,dinding pembatas
10cm..tempat isah-isah 2x2,5 meter...ember-ember kubelikan baru.
Perapian anglo...kubuatkan dari bata diplester sedikit,ada empat tungku,diatasnya ada rak untuk menyimpan kayu dan arang dakam karung.Rak piring dan panci dari kayu nangka khas model pedesaan,sederhana.

Ada dua lincak dari jati,bale-bale dari bambu wulung....sudah rapi pawon simbokku.

Gajiku setahun kutabung dengan niatan merenovasi rumah dan dapur orangtuaku,kami tinggal didesa kecil arah kaliurang...rumah bapakku warisan dari simbah kakung...kira-kira...5 hektar,ada kebun palawijanya,hutan kecil...kolam ikan,kandang bebek,ayam,kambing...pohon
kelapa diutara,melinjo,duwet...semua pohon buah ada.

Masa kecilku dirumah simbah,bapakku..simbok,adikku Tantri dan Minar,ada paklik Dermo adik bapakku,simbah putri...mbah kakung sudah meninggal.
Pohan pisang banyak sekali,jika liburan ...aku dan kawan-kawan,main prajuritan memakai baju perang dari daun pisang,topi daun nangka,pelepah pisang jadi senjata 'brent dan pedang...gedebog pisang jadi kapal,anak-anak perempuan main pasaran.

Saat SMP,bapakku meninggal...simbok,membuka warung makan untuk biaya kami sekolah,warungnya disisi timur rumah tersambung dengan pawonnya yang besar.
Aku ,kadang-kadang menbantu..tapi simbok suka melarangku,aku harus belajar saja...,ada bulik Sri dan bude Tutik membantu.

Pagi-pagi buta mereka sudah memasak,sebagian sayuran dari kebun belakang,jam 3 malam simbok belanja ke pasar kota membeli daging sapi dan ayam.Masakan simbok masakan kampung...:ada gudeg,pecel,lodeh,ayam goreng,ayam bakar khas Jogja,nyemek tetelan,bacem ceker,kikil lombok ijo,krupuk rambak juga gendar.

Aku kadang jualan es kelapa muda sama kawan-kawanku,warung sederhana menuju jalan kaliurang.
Aku berjanji jika jdi insinyur,akan aku rancangkan rumah untuk simbokku.

Adikku Tantri lulus dari IKIP Jogja,jurusan bahasa inggris,Minar lulus dari IKIP Sanata Dharma jurusan fisika,aku,Waluyo.... lulus dari arsitektur UGM,3 bulan sebelum wisuda aku sudah mendapat pekerjaan dari kawanku di Jakarta.

Simbok selalu menasehati kami bertiga harus akur saling tolong menolong.Waktu wisuda simbok dan simbahku menangis dibahuku,ia yang orang desa punya anak insinyur.Aku harus membalas kebaikan hati ,simbokku.

Saat ini para developer berlomba-lomba membeli mahal tanah didesaku,tapi simbok berkeras tak akan menjual tanah ini,hanya untuk aku dan adik-adikku,tak bergeming dengan tawaran calo-calo tanah diganti dengan 3 rumah mewah di real estate.

Tetangga sudah mulai menjual tanahnya,sampai akhirnya tanah simbok dikelilingi pagar perumahan dibelakangnya....kata simbok...malah apik nga usah mageri..pemikiran sederhana.
Adikku sudah mulai menilah lalu membangun rumah ditanah simbok,pawon simbok tak boleh dirubuhkan...pawon itu kenangan manis dengan almarhum bapak,melihat kami waktu kecil makan di bale-bale denga telur ceplok,memasak jika ada pesanan orang kawinan..semua pahit manis ada di dapur itu.

Simbok sudah tua tapi masih gesit bekerja,tanpa kata-kata....mungkin sambil berdoa ??,cutiku selalu pulang ke Jogja,tak pernah mau kuajak ke Jakarta sekedar liburan,tetap setia dengan pelanggan warung....dan,pawonnya...

Simbah sudah meninggal karena sakit tua,simbok dan adikku mendesak agar segera menikah.Wah...susahnya mencari istri...belum ada yang pas,lha kawanku saja yang jutawan diceraikan istrinya...apalagi aku yang orang desa...Di Jakarta,kawan sekantorku cantik-cantik,sesekali diajak 'hangout mereka...kok,aku belum sregg...umurku masih 35th.Kata temanku aku kurang agresip.

Pernah aku main kerumah adik kelasku,Ira...anak orang kaya,cantik..oalah,ibunya berubah wajahnya saat kusebut...simbok,buka warung didesa.Susah aku mencari istri...aku tidak mau orang meremehkan simbokku....lagian,apa ada wanita jaman sekarang yang mau memasak di pawon simbokku...dengan kayu bakar tanpa peralatan listrik...??


(jauh di Solo, Sita yang pramugari...menunggu-tunggu...telepon dari Waluyo....batin Sita,aku mau tinggal didesa...nanti..)

Tidak ada komentar: